Penulis : Imam
Robandi
Penerbit : Tangan
Emas, Kebumen
Cetakan : Pertama,
Juli 2013
Tebal : iii-241
Hal yang tak terbatas dalam diri setiap manusia adalah keinginan.
Jika seseorang sudah berhasil mencapai sesuatu, maka pasti ada hal lain yang ingin
mereka capai kembali. Sejauh usaha dalam mencapai keinginan demi keinginan itu
dilakukan dengan benar, maka tidak ada yang perlu dipersoalkan.
Namun yang menjadi problem adalah, tidak terbatasnya keinginan itu
seringkali tidak diimbangi dengan sebuah strategi dan motivasi yang harusnya
juga tidak terbatas. Bagaimana mungkin dapat mencapai keinginan yang tiada terbatas
itu jika motivasi dan semangat kita justru kita batasi sendiri.
Islam yang kita anut adalah agama yang sangat sarat dengan
nilai-nilai motivasi tanpa batas. Di dalam Al-Qur’an sendiri, banyak sekali
ditemukan ayat-ayat yang berisi dorongan (motivasi) kepada manusia untuk
senantiasa bergerak, melakukan usaha-usaha yang bermanfaat dan bernilai
kebaikan.
Dengan demikian, maka substansi dari kebermaknaan hidup ini tiada
lain apabila kita mau berbuat sesuatu, tidak pasif, melainkan aktif. Peradaban
demi peradaban yang telah berhasil diraih oleh umat manusia selama ini,
disebabkan karena adanya keinginan dari mereka untuk berbuat, melakukan
perubahan demi sebuah kemajuan.
Mustahil sebuah perubahan dapat terjadi apabila tidak ada kemauan
untuk bertindak. Namun sebuah tindakan juga tidak akan menjamin lahirnya
perubahan apa-apa apabila tidak didasari oleh etos, motivasi dan semangat yang
tinggi di dalamnya. Karena itu, etos atau semangat yang tinggi (himmatan
‘aaliyatan) ini merupakan landasan utama yang akan menentukan
berhasil-tidaknya suatu perbuatan itu sendiri.
Ada benarnya apa yang dikatakan oleh Profesor Waka Ryoji, “Jika
kamu kekurangan uang, itu sedikit problem. Kalau tidak mempunyai uang, masih
ada bank, tetapi kalau tidak mempunyai semangat maka tidak ada bank atau
departemen store yang dapat menimbun semangat. Semangat hanya ada dalam dirimu.
Kamu sendiri yang harus memelihara.”
Dalam terminologi agama, semangat sangatlah erat berkaitan dengan
ketaqwaan. Sementara ketaqwaan itu sendiri adalah unlimited sifatnya.
Ketaqwaan menjadikan orang-orang yang beriman dapat berikhtiar semaksimal
mungkin untuk menggapai nilai tertinggi dalam kehidupan mereka (hlm.207).
Perbuatan yang dilakukan tanpa didasari semangat yang tinggi hanya
akan mengundang resiko berupa kegagalan yang sangat menyakitkan. Sebaliknya,
kegagalan yang terjadi setelah kita berusaha keras masih bisa memberikan nilai
lebih berupa pengalaman yang tak terbatas, dimana dengan pengalaman inilah kita
masih bisa kembali memulai langkah.
Mungkin ada benarnya menjadi “Kijang yang Harus Terus Berlari” pada
saat harimau masih sedang tertidur (115). Artinya, kita tidak perlu menunggu
waktu yang tepat untuk memulai semangat baru dalam berjuang dan berusaha
menggapai sukses. Sebab pada dasarnya semua waktu menyimpan peluang kesuksesan
sejauh kita mau berusaha dengan penuh semangat dan kesungguhan (129).
Buku berjudul Semangat Tanpa Batas yang ditulis oleh Imam
Robandi ini berisi ulasan menarik tentang pentingnya setiap orang memiliki
semangat tanpa batas dalam berusaha dan memperjuangkan sesuatu. Sebagai Wakil
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat
Muhammadiyah serta Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Imam
Robandi banyak merekam peristiwa keberhasilan yang telah dicapai oleh
kader-kader Muhammadiyah di seluruh penjuru tanah air.
Buku ini termasuk novel atau tidak ?
BalasHapus